Wednesday, November 23, 2011

Kaya Itu Relatif

Kaya, merupakan satu kata yang sangat di inginkan seseorang. Biasanya orang-orang berpendapat kalau kaya itu adalah seseorang yang mempunyai harta yang berlimpah seperti mobil, rumah mewah, tabungan miliyaran, serta benda-benda materi lainnya. Demi satu kata ini orang-orang rela berkerja keras siang dan malam membanting tulang demi mendapatkannya.


Dengan kekayaan, seseorang bisa melakukan apa saja yang dia inginkan. Mulai dari berhura-hura sampai membantu orang-orang yang kurang mampu. Tetapi sangatlah sedikit orang kaya yang memiliki kesadaran untuk membantu sesamanya yang sedang mengalami kesulitan.Kebanyakan orang-orang kaya itu sibuk dengan perkerjaannya, sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk memikirkan hal-hal seperti itu.


Lama-kelamaan timbullah kecemburuan social antara orang kaya dengan orang yang kurang mampu, sehingga sering menimbulkan konflik yang tidak berkesudahan.

Namun tahukah anda kalau kaya itu relative? 

Perhatikan ilustrasi berikut :

  1. Rifki, mempunyai mobil avanza, rumah seharga 1M, tabungan sebesar 500 JT, dan lain-lain dengan total kekayaan mencapai 2M dan hubungan dengan keluarga tidak dekat karena sibuk berkerja.
  2.  Jordan, mempunyai mobil lamborgini murcielago, rumah seperti istana seharga 5M, tabungan 10M, dan lain-lain dengan total kekayaan mencapai 20M dan hubungan keluarga sangat renggang karena suami sering keluar Negeri mengurus perusahaan.
  3.  Joko, mempunyai sepeda motor, rumah sederhana senilai 100JT, tabungan 20JT, dan lain-lain dengan total kekayaan mencapai 200JT dan hubungan dengan keluarga sangat harmonis dan bahagia.

Seseorang yang mempunyai harta seperti Rifki belum tentu dia dianggap orang kaya bagi Jordan. Sebaliknya orang yang memiliki kekayaan seperti Jordan  juga belum tentu dianggap kaya bagi orang yang setiap harinya mendapatkan kebahagiaan baik dari keluarganya maupun lingkungannya seperti Joko yang melebihi Jordan dan Rifki. Karena kekayaan yang sesungguhnya adalah “kebahagiaan”.

Harus di ingat, di atas langit masih ada langit, tetapi tidak ada sesuatu hal yang lebih tinggi dibanding “kebahagiaan” yang kita dapatkan dari keluarga, anak, dan terutama tuhan yang maha esa. Karena kekayaan yang sesungguhnya adalah buah hati yang shaleh dan shaleha. Buah hati adalah investasi. Buah hati shaleh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya adalah asset kekayaan yang tak ternilai.

Saat ini banyak di antara kita mengalami krisis pemaknaan atas “kaya” untuk itu tidaklah berlebihan bila kita menetapkan langkah solid agar tidak tergelincir pada kekayaan semu. Sesungguhnya harus ada kemauan besar, kehendak yang kokoh untuk meniti sirotolmustakim menuju kekayaan jati diri seorang mukmin.

3 comments:

nice info sodara.......

komment balik yaa n follow jg yaa

setuju diatas langit pasti ada langit....tapi kebahagian itu sejatinya yang diinginkan setiap makhluk

Post a Comment